Get In Touch
sambas.berite@gmail.com0821-4933-5559
Our Company
Dsn Sukamantri, Dalam Kaum, Sambas, Kalimantan Barat, 79462
Rabu, 16 April 2025 - 14:15

BEM Poltesa Gelar Dialog Panel: Tolak Paham Intoleransi dan Radikalisme di Kabupaten Sambas

Penulis : Berite Sambas

BEM Poltesa Gelar Dialog Panel: Tolak Paham Intoleransi dan Radikalisme di Kabupaten Sambas

Beritesambas.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) menyelenggarakan dialog panel bertema “Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Intoleransi dan Radikalisme di Kabupaten Sambas” pada Rabu (16/4/2025). Kegiatan ini digelar di aula kampus Poltesa dan dihadiri oleh mahasiswa serta sejumlah tokoh penting dari berbagai kalangan.

Dialog ini menghadirkan tiga narasumber dari latar belakang yang berbeda, yakni perwakilan dari Polres Sambas, tokoh agama, dan akademisi. Materi pertama mengenai bahaya intoleransi disampaikan oleh Bapak Bambang, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh Bapak Asnol yang menjelaskan bahwa intoleransi secara umum merupakan bentuk intimidasi terhadap perbedaan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif di masyarakat.

Narasumber lainnya, H. Nazarudin, S.Sos.I., M.Sos., menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an telah disebutkan beberapa ayat yang berkaitan dengan radikalisme, di antaranya dalam surah At-Taubah dan Al-Baqarah. Ia menekankan bahwa radikalisme tidak hanya mencoreng nama baik agama, tetapi juga dapat mengganggu konsentrasi studi mahasiswa dan merusak nama baik keluarga.

Sementara itu, Dr. Deni Irawan menyoroti pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) dalam menangkal paham intoleransi dan radikalisme. Ia mendorong mahasiswa untuk bersikap kritis, aktif dalam kampanye edukatif, berdiskusi dengan masyarakat, memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan nilai toleransi, serta menjalin kerja sama lintas sektor termasuk dengan pemerintah dan komunitas antaragama.

“Mahasiswa harus peka terhadap perubahan di lingkungan sekitar, dan jika menemukan indikasi radikalisme, wajib melaporkannya kepada pihak berwenang,” ujarnya.

Presiden Mahasiswa Poltesa, Edi, menegaskan bahwa dialog panel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa tentang bahaya intoleransi dan radikalisme, serta menumbuhkan sikap waspada terhadap penyebarannya, khususnya di lingkungan kampus.

“Menurut kami, paham intoleransi dan radikalisme ini berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Tentunya hal ini tidak bisa kita biarkan,” tegas Edi.

Edi juga mengajak seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sambas untuk bersama-sama menolak penyebaran paham tersebut agar daerah tetap aman, damai, dan kondusif dalam keberagaman.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dan masyarakat umum semakin memahami pentingnya menjaga kerukunan serta mencegah masuknya ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.